Penduduk Miskin di Provinsi Kepri Tahun 2016 Bertambah

by -321 views
by
Kepala BPS Provinsi Kepulauan Riau, Panusunan Siregar. Foto RUDI PRASTIO
Kepala BPS Provinsi Kepulauan Riau, Panusunan Siregar. Foto RUDI PRASTIO

Tanjungpinang, (MK) – Jumlah penduduk miskin atau penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan di Provinsi Kepulauan Riau pada Maret 2016 sebayak 120.412 orang atau 5,98 persen.

“Bila dibanding dengan jumlah penduduk miskin dengan jumlah penduduk miskin pada September 2015 yang berjumlah 114.834 orang atau 5,78 persen, ini secara absolut mengalami pertambahan sebanyak 5.578 orang atau 0,20 poin,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepri, Panusunan Siregar, Senin (18/7).

Dia mengutarakan selama periode September 2015 sampai Maret 2016, penduduk miskin di daerah perkotaan bertambah sebanyak 4.692 orang dari 83.087 orang menjadi 87.779 orang. Demikian halnya di daerah perdesaan secara absolut mengalami pertambahan jumlah penduduk miskin sebanyak 886 orang.

“Secara relative, presentase penduduk miskin daerah perkotaan mengalami penambahan 0,16 poin selama periode September 2015 sampai Maret 2016 yaitu dari 5,00 persen menjadi 5,16 persen. Sementara penduduk miskin di perdesaan bertambah sebesar 0,68 poin dari 9,75 persen menjadi 10,43 persen,” tuturnya.

Dia mengatakan, peranan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan).

“Pada maret 2016, sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan sebesar 67,42 persen, sedangkan sumbangan garis kemiskinan bukan makanan terhadap garis kemiskinan pada Maret 2016 adalah sebesar 32,58 persen,” katanya.

Dia menambahkan komoditas makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di daerah perkotaan adalah beras, rokok kretek filter, daging ayam ras, dan telur ayam ras, sedangkan di daerah perdesaan adalah komoditas beras, rokok kretek filter, kue basah, dan telur ayam ras.

“Untuk komoditas bukan makanan, kontribusi terbesar terhadap garis kemiskinan adalah biaya perumahan, listrik, dan bensin baik di daerah perkotaan maupun perdesaan,” ucapnya.

Pada periode Sepetmber 2015 sampai Maret 2016, indeks kedalaman kemiskinan menunjukan penurunan di daerah perkotaan sedangkan di daerah perdesaan mengalami kenaikan.

“Pola serupa terjadi pada indeks keparahan kemiskinan yang mana terjadi penurunan di daerah perkotaan dan peningkatan di daerah perdesaan,” katanya. (RUDI PRASTIO)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

No More Posts Available.

No more pages to load.