Tanjungpinang, (MK) – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) se Provinsi Kepulauan Riau menggelar konferensi cabang (Konfercab) di salah satu hotel di Tanjungpinang, pada Selasa (10/3). Pelaksanaan konfercab itu juga, mengutamakan musyawarah berdasarkan keputusan pengurus pusat.
“Gunakan musyawarah dan mufakat, bukan voting atau cara lainnya,” ujar Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PDIP Kepri Soerya Respationo.
Dalam sambutannya, Soerya menegaskan, pada konfercab akan direkomendasikan tiga nama, yang salah satu diantaranya diusung menjadi ketua melalui hasil musyawarah.
“Apabila musyawarah gagal dilaksanakan atau tidak membuahkan hasil, silahkan mengundurkan diri. Kalau musyawarah saja tidak berhasil, itu bukan kader PDIP yang militan,” paparnya.
Pada kesempatan itu juga, Soerya mengancam akan memecat kader PDIP yang tidak setuju dengan keputusan DPP PDIP. “Yang tidak setuju silahkan tunjuk tangan, keluar dari ruangan dan keluar dari PDIP,” ucapnya.
Ancaman pemecatan kader yang tidak setuju keputusan tersebut, berulang kali disampaikan Soerya dalam pidatonya. “Yang tidak sanggup, silahkan berdiri, tinggalkan ruangan ini dan copot atribut PDIP,” katanya.
Menurut Soerya, musyawarah untuk mufakat merupakan cara yang paling baik dalam proses pemilihan. Kader PDIP harus bisa bermusyawarah untuk melahirkan pemimpin baru.
“Kader yang tidak bisa bermusyawarah, berarti belum sah menjadi kader PDIP,” ujarnya.
Pada Konfercab PDIP Tanjungpinang, Bintan, Natuna, Kepulauan Anambas, Karimun, Lingga dan Batam yang dilaksanakan secara serentak di salah satu hotel di Tanjungpinang ini juga, diputuskan mengusung Megawati Soekarno Putri sebagai Ketua Umum PDIP periode selanjutnya.
“Jangan ada yang berkhianat,” ucap Soerya memperingatkan kadernya. (Ian)