Tanjungpinang, (MetroKepri) – Gerakan Generasi Anak Kepulauan – Hidup Indah Tegaknya Adat dan Marwah (Gagak Hitam) dibentuk bedasarkan sejarah tersirat dalam sejarah dulu sebagai burung penyampai pesan apabila ada musuh yang datang.
Gagak Hitam didirikan di Kota Batam sekitar 6 tahun yang lalu dan dipimpin oleh Panglima Besar Udin Pelor sampai saat ini.
Ketua Sambang Kota Tanjungpinang Padri Daryadi alias Awang mengatakan Gagak Hitam memiliki arti Gerakan generasi anak kepuluan hidup indah tegaknya adat marwah.
Lanjut Awang, maka dari itu dirinya bersama seluruh anggota Gagak Hitam ingin memberitahukan kepada seluruh masyarakat bahwa Gagak Hitam itu ada di Kepri ini.
“Dan, sekarang simbol burung Gagak hitam sebagai pasukan adat dan marwah bebilang kaum ras,suku juga agama di bumi segantang lada dan mengaungkan Tanjak sebagai Budaya Melayu,” terang Awang kepada awak media ini, Jum’at (3/5/2019) di Tanjungpinang.
Lebih lanjut Awang menjelaskan, dan Gagak Hitam diambil dari surah Almaidah ayat 31 yang menceritekan bagaimana adab dan marwah manusia dikuburkan.
“Artinya, burung yang diutus Allah SWT untuk mengajarkan anak Nabi Adam yang membunuh saudarenya yaitu Habil,” ungkapnya.
Maka dari itu tambah Awang, dirinya bersama seluruh anggota Gagak Hitam ingin memberitahukan kepada seluruh masyarakat bahwa Gagak Hitam itu ada di Kepri ini.
“Kita hadir di Kepri untuk menjaga marwah dan adat Melayu yang ada di bumi segantang lada ini,” ujarnya.
Sementara itu, Gagak Hitam mempunyai moto ‘Menjunjung Marwah Memikul Adat’ dan dengan slogan ‘Tetaplah Menjadi Akar Walau tak Terlihat Tetapi Tetap Berbuat. (*)
Penulis: Novendra