Kontingen O2SN Gagal Berangkat, LSM Formis Nilai Natuna Dikerdilkan

by -237 views
Ketua LSM Formis Kabupaten Natuna, Ronny Kambey. Foto MANALU
Ketua LSM Formis Kabupaten Natuna, Ronny Kambey. Foto MANALU

Natuna, (MetroKepri) – Disebuah warung kopi yang berada diseputaran Jalan Pramuka, Ketua LSM Forum Masyarakat Miskin Indonesia (Formis) Cabang Kabupaten Natuna, Ronny Kambey terlihat santai sambil menyeruput secangkir kopi, Rabu (01/08/2018).

Ada hal menarik yang dilontarkan oleh pria yang sudah lewat paruh baya ini ketika MetroKepri.com datang sore itu. Ronny melontarkan mengenai kontingen Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) dan Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FL2SN) jenjang Siswa SMA/ SMK yang gagal berangkat karena tidak ada biaya transportasi.

“Aneh juga ya, tidak jadi berangkat karena alasan anggaran tidak ada. Itu sebuah alasan yang tidak masuk akal. Sekarang, kewenangan SMA/ SMK sudah ditangan provinsi, kabupaten tidak bisa sembarangan membantu, nanti melanggar aturan,” papar Ronny Kambey.

Masih kata Ronny, Disdik Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) tidak bisa lepas tangan seperti itu, karena ini tanggungjawab mereka. Natuna merasa dirugikan, siswa tidak jadi berangkat. Terpilihnya siswa – siswi ini untuk mengikuti seleksi di tingkat provinsi, ini patut diberi apresiasi untuk membuktikan bakatnya. Kalau lolos berarti ikut ke tingkat nasional.

“Alhamdulillah, mereka terpilih mewakili Kabupaten Natuna. Tidak jadi berangkat, ini namanya mengkerdilkan Natuna, sedangkan Natuna merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Riau. Kita bukan mau menyalahkan, seharusnya Provinsi Kepri itu perduli terhadap Natuna dan mencari solusi, bukan main potong seperti itu. Kecuali kita sudah terbentuk provinsi khusus, itu sudah lain cerita,” ujarnya dengan nada sedikit geram.

Ronny mengutarakan, potensi ini mengindikasikan bahwa Kabupaten Natuna kerdil dan dianggap sebelah mata. Jangan mentang – mentang kabupaten lain jaraknya dekat dengan Provinsi Kepri, Natuna dilupakan. Kecuali, SD dan SMP itu sudah tanggungjawab Disdik Natuna.

“Sayang anak – anak berprestasi tidak sampai ke puncaknya. Psikologisnya, ya percuma mereka giat berlatih kalau itu tidak tercapai. Itu harus dijaga, karena regenerasi loh,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 2 Bunguran Timur, Ida Susanti ketika dikonfirmasi via handphone (HP) nya mengatakan, kontingen O2SN jenjang SMA/ SMK dipastikan tidak berangkat sesuai dengan kesepakatan pertemuan musyawarah kerja kepala sekolah (MKKS).

Hal senada juga dikatakan oleh pelatih beladiri Karate Gokasi Kabupaten Natuna, Rianto S. Dia sangat kecewa karena Disdik Provinsi Kepri sangat pandai memberi harapan palsu (PHP). Pasalnya, diawal bulan puasa lalu, gaung bakal diselenggarakannya kegiatan O2SN begitu besar, namun begitu menjelang hari H, alasan tidak adanya biaya transportasi dilontarkan.

“Kalau tidak mampu, lebih baik berterus terang. Kasihan atlet dibina berbulan – bulan. Mentalnya bisa kena. Apalagi, kami TC menggunakan dana pribadi, tapi kalau masalah transportasi saja dijadikan alasan. Tentu hal itu menunjukkan bahwa kami tidak dihargai sedikitpun. Semenjak kewenangan SMA dipegang Disdik Provinsi, bukan makin bagus, tapi makin amburadul,” katanya melalui pesan WhatsApp (WA).

Diberitakan sebelumnya, kontingen O2SN Kabupaten Natuna gagal berangkat disebabkan adanya pemberitahuan dari Disdik Kepri bahwa anggaran transportasi kegiatan O2SN jenjang SMA/ SMK ditanggung pihak sekolah. Alasannya, lantaran kondisi anggaran.

Otomatis, pihak sekolah tidak sanggup membiayai transportasi kontingen O2SN. Bahkan diketahui juga, kontingen FL2SN gagal berangkat dengan alasan yang sama.

Sungguh ironis, gagal sudah bakat yang harus disalurkan oleh siswa – siswi di tahun 2018 ini. Dengan sepihak dan gampang, Disdik Provinsi Kepri memberikan pemberitahuan, biaya transportasi dibebankan kepada sekolah yang notabenenya pihak sekolah tidak akan sanggup membiayainya dan Pemerintah Kabupaten Natuna tidak bisa mencampurinya karena bukan wewenang daerah.

Seharusnya, ada solusi terbaik yang diberikan. Jika hal – hal seperti ini terus terjadi, bukan tidak mungkin sejumlah siswa yang menjadi atlet – atlet di Kabupaten Natuna merasa kecewa, terluka dan dianak tirikan. (MANALU)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

No More Posts Available.

No more pages to load.