Rupiah Melemah, Buruh Akan Tolak PHK

by -230 views
by
Parlindungan Sinurat Ketua SPEE FSPMI Kabupaten Bintan
Parlindungan Sinurat Ketua SPEE FSPMI Kabupaten Bintan

Oleh : Parlindungan Sinurat, S.IP

Ketua Pimpinan Cabang Serikat Pekerja Elektronik Elektrik Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (SPEE FSPMI) Kabupaten Bintan

Opini, (MK) – Saat ini, Indonesia sedang diguncang dengan melemahnya kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Kurs tukar rupiah yang terus melemah terhadap dolar sangat berdampak pada perekonomian Indonesia.

Banyak para ahli ekonomi Indonesia yang memprediksi bahwa selama tahun 2015 rupiah akan terus melemah, rupiah Indonesia akan terseok – seok dan bertekuk lutut terhadap dolar Amerika Serikat.

Hingga Jumat 28 Agustus 2015, kurs rupiah terus merosot hingga pada Rp14,256 per dolar AS.

Efek pelemahan rupiah justru lebih terasa di sektor riil dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang masih tergantung produk impor, sementara hasil produksinya dijual domestik.

Kenaikan harga barang impor akan buruk sekali bagi industri yang berbahan baku impor, misalnya industri tempe dan tahu.

Kebutuhan kedelai Indonesia sebagian besar dipenuhi dari impor, sehingga bila kurs rupiah melemah dengan terus menerus, maka harga bahan baku tempe dan tahu (kedelai) akan makin menjulang dan dampaknya harga tempe dan tahu naik termasuk di Kabupaten Bintan.

Hal ini pengusaha tempe dan tahu dapat mengakibatkan efesiensi, para pekerjanya di PHK dan pertumbuhan ekonomi juga terancam melambat karena daya beli masyarakat rendah.

SPEE FSPMI Bintan melihat, hingga akhir bulan Agustus 2015 belum ada tanda – tanda perusahaan – perusahaan yang ada di Kabupaten Bintan akan melakukan efesiensi atau PHK akibat pelemahan rupiah.

Namun SPEE FSPMI Bintan akan menolak PHK yang akan dilakukan oleh Penanam Modakl Asing (PMA) akibat gonjang – ganjing melemahnya rupiah terhadap dollar AS dan melambatnya pertumbuhan ekonomi.

Para pengusaha PMA di Kabupaten Bintan dihimbau agar jangan memanfaatkan situasi melemahnya rupiah terhadap dollar AS untuk mem – PHK para pekerjanya.

Dampak melemahnya rupiah terhadap dollar AS, harusnya tidak berpengaruh negatif terhadap PMA yang ada di Kabupaten Bintan sehingga tidak ada alasan melakukan efesiensi dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap pekerjanya.

Rata – rata PMA yang ada di Kabupaten Bintan menggunakan bahan baku produksi impor dan hasil produksinya dijual diluar negeri (ekspor) dengan harga dollar. Jadi perusahaan yang melakukan ekspor dan usaha di sektor parawisata (Perhotelan) tidak terpengaruh dengan pelemahan rupiah.

Kami mengimbau kepada perusahaan agar semaksimal mungkin tidak melakukan PHK. Dan kalau memang ada kesulitan – kesulitan yang mendesak, bisa dikomunikasikan atau dikonsultasikan dengan Pemerintah Kabupaten Bintan (Disnaker).

SPEE FSPMI Bintan juga mengimbau agar Pemerintah Kabupaten Bintan mengambil langkah – langkah antisipasi untuk menampung buruh dari sektor riil atau UMKM yang terkena PHK. Disnaker Bintan menyiapkan pelatihan keterampilan di Balai Latihan Kerja (BLK) untuk kepentingan alih profesi sehingga bisa bekerja di perusahaan lain atau mandiri.

Semoga saja pemerintah bisa segera mengambil tindakan nyata, untuk mencegah terus turunnya nilai tukar rupiah. Sehingga roda perekonomian membaik, tidak ada PHK, daya beli buruh meningkat dan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bintan semakin membaik. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

No More Posts Available.

No more pages to load.