Tanjungpinang, (MK) – Kepala Kesbangpolinpenmas Kepulauan Riau, Syafri Salisman menyebutkan, nilai – nilai Pancasila perlu dioptimalkan di sekolah dan kampus.
“Hal ini untuk meningkatkan rasa nasionalisme dan mendorong lahirnya generasi muda yang berkualitas,” ucap Syafri dihadapan sekitar 200 orang siswa dan mahasiswa yang merupakan peserta seminar kebangsaan di aula SMKN 1 Tanjungpinang, Jumat (28/8).
Dalam seminar yang mengangkat tema “Memperkuat Semangat Nasionalisme di Dunia Pendidikan Untuk Kepentingan Bangsa dan Negara” tersebut, Syafri mengatakan, di Batam dia menemukan mahasiswa yang tidak mengetahui Pancasila.
“Ini kondisi yang miris, yang harus segera dibenahi,” tambahnya.
Seminar yang digelar Satuan Pelajar dan Mahasiswa Pemuda Pancasila Tanjungpinang dan Badan Eksekutif Mahasiswa Fisip Universitas Maritim Raja Ali Haji itu juga, Syafri menyampaikan, pelajar dan mahasiswa harus dibekali pengetahuan tentang Pancasila di sekolah dan kampus.
“Pihak sekolah dan kampus seharusnya menyiapkan dan melaksanakan mata pelajaran dan mata kuliah terkait Pancasila. Ideologi negara itu seharusnya tidak hanya diketahui, melainkan harus dilaksanakan dalam kehidupan sehari – hari,” paparnya.
Hari ini, kata dia, masih ada kampus yang tidak memperhatikan hal itu. Menurut Syafri, generasi muda harus menjadi ujung tombak dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
“Generasi muda tidak boleh terjebak dalam kegiatan yang dapat merugikan diri sendiri, masyarakat dan negara. Jangan terlibat atau melibatkan diri dalam Partai Komunis Indonesia itu. Komunis dilarang karena 84 kali mengkhianati Indonesia. PKI berhubungan dengan komunis Tiongkok dan Rusia,” ucapnya.
Sementara, narasumber lainnya, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik Raja Haji Tanjungpinang, Endri Sanopaka mengatakan pilar kebangsaan merupakan tonggak pertahanan Indonesia.
“Peran kampus dalam menegakkan empat pilar kebangsaan yakni mencerdaskan generasi muda. Pancasila bukan hanya sekadar doktrin,” ujarnya.
Dia mengatakan, dalam kurun waktu 10 tahun, seperti kehilangan identitas ideologi bangsa.
“Lihat di dalam ruangan sekolah, kampus dan pemerintah, tidak ada gambar Pancasila,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Sapma PP Tanjungpinang, Arie Sunandar saat membuka seminar menyampaikan, empat pilar kebangsaan merupakan tonggak penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Keempat pilar masing – masing Pancasila, Undang – Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika harus terus dikembangkan.
“Empat pilar ini adalah mutlak dan tidak bisa dipisahkan dalam menjaga dan membangun keutuhan bangsa. Seperti halnya sebuah bangunan, dimana untuk membuat bangunan tersebut menjadi kokoh dan kuat, dibutuhkan pilar – pilar atau penyangga agar bangunan tersebut dapat berdiri dengan kokoh dan kuat, begitu halnya juga dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini,” ucapnya.
Hal senada juga dikatakan Ketua BEM Fisip Universitas Maritim Raja Ali Haji, Imaddudin Abdurrachim. Dia menambahkan pihak kampus dan sekolah harus mengevaluasi program pendidikan yang dilaksanakan untuk mendukung pendidikan karakter.
“Bagaimana penerapan pilar kebangsaan di sekolah dan kampus saat ini? Mari kita koreksi bersama dalam seminar ini,” katanya.
Sementara Ketua Sapma PP Kepri, Gilang yang juga narasumber dalam seminar itu mengatakan, penerapan nilai – nilai Pancasila merupakan benteng untuk mengansipasi paham – paham yang tidak sejalan dengan nilai – nilai keindonesiaan.
“Generasi muda harus menjauhkan diri dari aktivitas negatif. Gunakan waktu dengan baik, jangan membuang – buang waktu untuk kegiatan yang tidak bermanfaat,” ucapnya. (ALPIAN TANJUNG)