Tanjungpinang, (MK) – Aktivis Komunitas Bakti Bangsa, Shara Marinetha menyebutkan, pengembangan teknologi tepat guna di Provinsi Kepulauan Riau perlu dioptimalkan dari hulu hingga hilir.
“Teknologi ini juga harus dikembangkan secara terencana, mulai dari peningkatan kualitas pendidikan, program pengembangan kualitas pelajar dan mahasiswa, dukungan perlengkapan hingga pengembangannya,” ucap Shara di SMKN I Tanjungpinang, Sabtu (29/8).
Shara yang juga ketua panitia seminar bertema “Mengembangkan Iptek Secara Maksimal Dengan Memanfaatkan Teknologi yang Mandiri Secara Selektif Untuk Kepentingan Bangsa” ini menyampaikan, selama ini pemerintah daerah mengembangkan teknologi secara parsial.
“Kondisi itu tidak mendorong pelajar dan mahasiswa untuk berlomba – lomba berinovasi mengembangkan teknologi baru untuk kepentingan daerah,” paparnya.
Dia mengatakan, pengembangan teknologi di Kepri merupakan suatu keharusan. Kepri tidak akan maju jika tidak dikembangkan teknologi tepat guna.
Narasumber dalam seminar itu, Kabid SDA dan TTG Badan Pengembangan Masyarakat Desa (BPMD) Kepri Bertha de Jurisal mengemukakan, teknologi yang dikembangkan harus disesuaikan dengan kebutuhan.
“Pemerintah tidak dapat mengalokasikan anggaran untuk kegiatan yang tidak direncanakan dalam rancangan pembangunan jangka menengah daerah,” ucapnya di hadapan sekitar 150 orang pelajar dan mahasiswa yang hadir pada seminar tersebut.
Dia mengemukakan, memberi dukungan dalam pengembangan teknologi di Kepri, tentunya teknologi tepat guna yang bermanfaat bagi masyarakat.
Pada seminar itu juga, narasumber lainnya, dosen Universitas Maritim Raja Ali Haji Robby Patria menyampaikan, permasalahan klasik yang terjadi di Kepri adalah masyarakat kurang peduli terhadap teknologi, bahkan masih banyak yang buta terhadap teknologi.
“Selain itu, pemerintah kurang memiliki perencanaan yang baik, terutama terkait penggunaan teknologi tepat guna. Kelemahan teknologi yang menyebabkan anggaran yang dikeluarkan untuk berbagai kegiatan terbuang sia – sia,” katanya.
Dia mengatakan, pemuda memiliki peranan besar dalam mengembangkan teknologi dan berinovasi. Pihak sekolah, kampus maupun pemerintah harus memfasilitasi dan memberikan bantuan untuk pemuda tersebut sehingga karyanya dibidang teknologi dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
“Pengembangan teknologi di Kepri terutama untuk kepentingan masyarakat harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan. Saat ini teknologi yang dibutuhkan adalah maritim atau kelautan, pengelolaan air laut menjadi air bersih dan pertanian,” ucapnya.
Sementara itu, Wakil Ketua KNPI Tanjungpinang William Hendry yang menjadi narasumber dalam seminar itu memaparkan, mahasiswa merupakan benih bangsa yang harus peduli pengembangan pendidikan masyarakat kurang mampu.
“Pengembangan teknologi di Kepri merupakan suatu keharusan untuk kepentingan masyarakat. Tanpa teknologi, pembangunan di berbagai sektor kehidupan tidak dapat berjalan secara maksimal,” paparnya.
Dia mengutarakan, Kepri memiliki sumber daya manusia yang cukup mumpuni untuk mengembangkan teknologi tepat guna.
“Tetapi untuk mengembangkan teknologi, masyarakat harus menyintai produk dalam negeri,” katanya.
Saat ini, tambahnya, penggunaan produk impor sangat tinggi di Kepri. Sikap konsumtif yang tinggi menimbulkan produk lokal tidak berkembang.
“Pendidikan adalah usaha sistematis dengan penuh kasih untuk membangun peradaban bangsa. Di balik sukses ekonomi dan teknologi yang ditunjukkan Negara – Negara maju, semua itu semula disemangati nilai – nilai kemanusiaan agar kehidupan bisa dijalani lebih mudah, lebih produktif, dan lebih bermakna,” ucapnya.
Menurut dia, pendidikan harus sanggup menghasilkan produk anak terdidik yang cerdas dan bermoral, karena pendidikan mempunyai andil besar dalam mempertanggungjawabkan kondisi moralitas bangsa dan kualitas SDM.
“Di sisi lain, krisis multidimensional telah melanda bangsa Indonesia yang kemudian “diobati” dengan reformasi, ternyata diikuti pula oleh beberapa anomal yang bersifat kontraproduktif, yakni krisis etika dan moralitas yang semakin akut,” ujarnya.
Dia mengatakan, dekadensi moral yang luar biasa merupakan penyebab utama keterpurukan bangsa yang dulu dikenal sebagai bangsa yang santun dan taat beragama.
“Pada dasarnya pendidikan merupakan salah satu pilar dalam membangun bangsa. Pendidikan yang baik akan melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang kuat dan berkualitas. SDM seperti ini dibutuhkan untuk membangun negara pada masa kini dan di masa yang akan datang,” katanya.
Sebaliknya, sambung dia, SDM yang lemah, tidak berkualitas dan tidak inovatif menyebabkan negara lemah, banyak rakyat miskin, konflik terjadi di mana – mana, kejahatan meningkat tajam, bahkan tidak sulit untuk dijajah oleh negara asing. (ALPIAN TANJUNG)