Lingga, (MK) – Akibat cuaca ekstrim yang melanda beberapa desa di Kabupaten Lingga beberapa waktu lalu, banyak warga yang memiliki kelong berdiam diri duduk di rumahnya. Pasalnya usaha kelong ikan bilis/ teri yang mereka kerjakan selama ini ambruk diterjang gelombang laut.
Sehingga banyak warga yang jadi pengangguran, karena untuk membuat satu buah kelong tersebut harus merobek kantong hingga dua puluh jutaan. Hal itu, tentunya menjadi kendala bagi warga yang hidupnya pas – pasan.
Salah seorang warga Desa Bakong Kecamatan Singkep Barat, Kabupaten Lingga, Bahar (56) mengatakan gelombang dan angin tahun ini sangat kuat. Tidak seperti tahun lalu.
“Saya tidak menyangka kelong saya bisa tumbang. Karena sebelum angin turun, sudah saya rehab dengan menggantikan pancang yang menghabis dana sekitar Rp7 juta untuk bayar upah orang kerja,” papar Bahar kepada MetroKepri, Selasa (30/1/2018).
Namun, kata dia, ini sudah menjadi takdir dan apa boleh buat. Dia berharap kepada pemerintah agar dapat membantu modal.
“Bantulah modal sekitar Rp10 jutaan saja untuk upah orang mengerjakan kelong. Masalah barang seperti Jaring Kadut, Lampu Tromag dua buah, kawah, dan peralatan lain dapat hutang dulu sama toke/ bos,” ujar Bahar.
Oleh karena itu, Bahar sangat berharap adanya bantuan modal tersebut. Karena kelong itu merupakan satu – satunya usaha mereka untuk menghidupi keluarga. Tidak ada lagi yang dapat diharapkan, kerja lain badan sudah tak mengizinkan lagi untuk kerja.
“Di kampung saya, cuma itu lah pekerjaan yang ada. Selain kelong, ada juga kerja pembuatan kapal. Tapi saya kan tidak bisa kerja karena faktor usia dan kondisi badan yang tidak memungkinkan lagi,” ucapnya. (NAZILI)