Dinkes Tanjungpinang Terus Upayakan Penurunan Gizi Buruk Terhadap Balita

by -279 views
by
Pegawai Dinkes Tanjungpinang Saat Memberikan Bantuan Kepada Salah Satu Warga. Foto NOVENDRA
Pegawai Dinkes Tanjungpinang Saat Memberikan Bantuan Kepada Salah Satu Warga. Foto NOVENDRA

Tanjungpinang, (MK) – Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang terus menggalakkan upaya penurunan gizi kurang dan gizi buruk pada balita.

Guna melihat status gizi pada balita, dapat digunakan tiga parameter yaitu melalui berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U) dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB).

“Parameter berat badan menurut umur lebih menggambarkan status gizi sesaat pada balita. Sedangkan parameter tinggi badan menurut umur lebih menggambarkan status gizi pada masa lalu atau jangka panjang. Yang paling sensitif dan spesifik menggambarkan status gizi saat ini adalah berat badan menurut tinggi badan,” papar Kepala Dinas Kesehatan PPKB Kota Tanjungpinang, Rustam kepada awak media ini melalui telepon selulernya, Minggu (21/1/2018).

Rustam mengutarakan, jika menggunakan parameter berat badan menurut umur akan diketahui adanya balita gizi kurang dan gizi buruk. Pada tahun 2016 ditemukan balita kategori gizi kurang sebanyak 414 anak dan pada tahun 2017 sedikit meningkat menjadi 420 anak.

“Sedangkan balita kategori gizi buruk pada tahun 2016 sebanyak 52 anak dan menurun pada tahun 2017 menjadi 22 anak,” ujarnya.

Masih kata Rustam, pada penggunaan parameter berat badan menurut tinggi badan untuk melihat status gizi balita akan diketahui adanya balita kurus dan sangat kurus.

“Pada tahun 2016 ditemukan balita kategori kurus sebanyak 74 anak dan pada tahun 2017 menurun menjadi 45 anak. Sedangkan balita kategori sangat kurus pada tahun 2016 sebanyak 29 anak dan menurun pada tahun 2017 menjadi 17 anak,” ucapnya.

Dia mengemukakan, kalau dilihat dari wilayah ditemukannya kasus, maka untuk kasus balita gizi kurang dan gizi buruk terbanyak ditemukan di wilayah Puskesmas Kampung Bugis sebanyak 256 kasus, wilayah Batu 10 sebanyak 51 kasus dan daerah Mekar Baru 40 kasus.

“Sedangkan balita kurus dan sangat kurus terbanyak ditemukan di wilayah Puskesmas Batu 10 dengan 16 kasus, Seijang 11 kasus dan Kampung Bugis serta Melayu Kota Piring masing – masing 8 kasus,” katanya.

Sementara itu berbagai upaya dilakukan Dinkes Kota Tanjungpinang untuk mencegah dan menanggulangi gizi kurang dan gizi buruk ini yaitu menggalakkan upaya pemantauan tumbuh kembang anak di Posyandu secara berkala setiap bulan sebanyak mungkin agar dapat diikuti ibu dan balita.

Kedua, mendorong agar para ibu dapat memberikan ASI saja bagi bayi usia sampai 6 bulan dan meneruskan pemberian ASI sampai usia 2 tahun ditambah makanan pendamping ASI setelah usia di atas 6 bulan.

Ketiga, menangani dan mengobati balita yang menderita gizi buruk termasuk penyakit penyerta yang sering terjadi baik TB, kecacingan maupun lainnya dan memberikan makanan tambahan serta vitamin pelengkap.

Keempat, melakukan penyuluhan perbaikan higiene dan sanitasi lingkungan bagi penduduk agar terhindar dari penyakit yang dapat mengakibatkan penurunan status gizi.

Kelima, mendorong pemanfaatan lingkungan sekitar tempat tinggal keluarga agar ditanami sayur dan buah yang dapat mendukung pemenuhan kebutuhan gizi keluarga. (NOVENDRA)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

No More Posts Available.

No more pages to load.