
Tanjungpinang, (MK) – Program pemerintah pusat terkait pembangunan sejuta rumah, dinilai akan sulit terlaksana di Provinsi Kepulauan Riau. Hal itu dikarenakan lahan yang sulit terjangkau dan akses transportasi material.
“Harga material sangat tinggi, kemudian harga tanah disini tergolong tinggi. Jadi dengan naiknya itu, kosnya semakin tinggi. Susah kita merealisasikan dengan program subsidi tersebut,” papar Ketua Asosiasi Pengembangan Perumahan dan Pemukiman (APERSI) khusus Kota Batam, Sahmadin Sinaga kepada MetroKepri.com, Rabu (1/2).
Menurutnya, Provinsi Kepri terdiri dari banyak pulau sehingga membutuhkan akses transportasi dan biaya yang sangat mahal untuk bahan material.
“Ya itu tadi, kenapa harga material itu mahal. Masalah transportasi, jadi dari darat ke pulau yang lainnya itu. Jadi memang sampai di daerah itu mahal,” ujarnya.
Dia juga mengemukakan, beberapa permasalahan yang saat ini dihadapi pengembang terkait laporan tergabung dalam APERSI maupun REI. Sejauh ini pemerintah daerah belum mendukung akan program ini.
“Biaya yang dikeluarkan pengembang terlalu banyak, akibatnya pengembang memberatkan kepada konsumen dengan harga rumah yang mahal,” tuturnya.
Maka, menurutnya, kalau program ini dilanjutkan yang dirugikan adalah masyarakat kecil yang memiliki penghasilan rendah dan tidak dapat bantuan rumah.
Sahmadin yang juga Anggota DPRD Provinsi Kepri ini berharap supaya pemerintah daerah mendukung program ini dengan menyediakan lahan yang murah, pajak yang murah agar masyarakat kecil dapat menikmati program ini. (RUDI PRASTIO)