Batam, (MetroKepri) – Ketua Komisi lll DPRD Kota Batam, Nyanyang Haris menyebutkan limbah yang dijadikan batako itu tidak jadi masalah dan itu sudah diuji lab oleh Scopindo.
Sementara terkait limbah yang ada ditempat kawasan pengelolaan limbah industri (KPLI), Nyanyang Haris belum bersedia menanggapinya saat dihubungi melalui telepon selulernya, Senin (12/11/2018).
Sebelumnya, Nyanyang mengatakan terkait limbah yang dijadikan batako tersebut, itu tidak jadi masalah.
“Itukan ada aturanya. Apabila itu sudah tidak ada lagi kadar dari bio mediasinya, itu bisa digunakan untuk dijadikan batako. Kan ada kita rapat waktu itu dengan Aspel. Cuma ada satu itu saya minta tolong untuk diklaim up,” papar Nyanyang.
Masih kata dia, saat rapat itu juga ada dari pihak perusahaan yang datang. Kemudian memperoduksi, bahanya itu ada sekitar 3000 ton. Jadi disana sekarang itu baru sedikit saja yang dijadikan untuk batako.
“Kalau untuk dijadikan batako itu sampai sebanyak 30.000 ton, sampai kapan habisnya. Sedangkan, limbahnya itu ada di KPLHI, makanya Aspel kita kejar. Makanya, saya itu kasih mereka waktu tiga bulan harus selesai limbah tersebut diangkut keluar,” ujar Nyanyang.
Menurut Nyanyang, limbah speac blaching eart (SBE) yang dijadikan batako tersebut, itu tidak jadi masaalah dan juga itu sudah diuji lab oleh Scopindo dan sudah diperiksa juga kadar bionya.
Terkait limbah yang dijadikan batako tersebut, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batam, Herman Roji ketika dihubungi melalui telepon selulernya enggan menjawab. Bahkan saat dikonfirmasi melalui pesan Whatsapp selulernya, Herman sudah memblokir whatsapp awak media ini. (*)
Penulis : JIHAN
