Bintan, (MK) – Halal bihalal Idul Fitri 1436 H yang digelar Ansar Ahmad belum lama ini di Aula Kantor Bupati Bintan, dinilai sebagai kedok dalam rangka meminta dukungan dari ribuan guru yang hadir pada acara tersebut.
Dalam acara itu, turut hadir calon Gubernur Kepri, Soerya Respationo dan calon Wakil Gubernur Kepri, Ansar Ahmad. Dihadapan para tenaga pendidik tersebut, pasangan dengan sebutan Soerya Ansar Hebat (SAH) ini meminta dukungan dari para guru tersebut.
Akan hal itu, menimbulkan reaksi masyarakat dan menilai apa yang dikakukan oleh calon kepala daerah tersebut tidak etis.
“Kurang etis rasanya halal bihalal untuk silaturrahmi itu malah dijadikan ajang kampanye terselubung. Sampai ada kata – kata ajakan untuk memilih pasangan SAH itu. Padahal guru itu harus netral dan tidak memihak,” ujar sumber kepada media ini, Jumat (21/8).
Sementara itu, aktivis Pergerakan Mahasiswa Kecamatan Gunung Kijang, Helianto sangat menyangkan hal itu, karena halal bihalal itu bukan waktu yang tepat untuk meminta dukungan.
Selain itu tenaga pendidik ini, kata Heli, sebaiknya menilai objektif dan profesional dalam menyikapi ajakan calon kepala daerah tersebut.
“Guru kan profesi, jadi jangan termakan rayuan dari calon – calon kepala daerah,” tegasnya.
Mantan Sekretaris PC PMII Tanjungpinang – Bintan ini juga menambahkan, PNS harus netral dalam Pilkada dan jangan sampai ada yang ikut berpolitik praktis.
“Atasan PNS ini harus benar – benar mengawasi bawahannya agar tidak ikut berpolitik praktis. Jika ada PNS yang jelas – jelas berpihak dan berpolitik praktis harus diberikan sanksi tegas,” ujarnya.
Dalam hal ini, kata dia, jika mobilisasi para guru ini ada perintah kepala dinas, itu merupakan pelanggaran berat.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Bintan, Makhfur Zurahman saat dihubungi melelui ponselnya untuk konfirmasi terkait hal itu tidak menjawab panggilan kendati terdengar nada sambungnya. Bahkan, pesan SMS yang dilayangkan padanya juga tidak dibalas. (RAMDAN)